Takbir merupakan dzikir yang sangat dianjurkan untuk dibaca pada malam dan hari raya Id. Menurut Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, takbir tersebut dilafalkan sebanyak tiga kali dengan lafal:
“Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.”
Artinya, “Allah maha besar, Allah maha besar, Allah maha besar.”
Selain dari tiga takbir tersebut, kita juga disunnahkan untuk menambahkan zikir berikut sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW di bukit Shafa:
“Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.”
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa sifat takbir pada malam dan hari raya adalah dengan mengucapkan tiga kali takbir berturut-turut seperti yang diajarkan oleh Imam As-Syafi‘i dan ulama Syafiiyah:
“‘Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.'”
Adapun lafal takbir yang sering dibaca oleh masyarakat juga dianggap tidak masalah. Lafal takbir tersebut adalah:
“Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.”
Imam An-Nawawi juga menjelaskan bahwa lafal takbir yang lazim dibaca masyarakat tidak masalah, yaitu:
“‘Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.'”
Beberapa ulama mazhab As-Syafi’i menambahkan lafal takbir berdasarkan pandangan Imam As-Syafi’i:
“Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, Allāhu akbar ‘alā mā hadānā, wal hamdu lilāhi ‘alā mā awlānā wa ablānā.”
Dengan demikian, takbir merupakan dzikir yang sangat dianjurkan untuk dibaca pada malam dan hari raya Id. Semoga kita senantiasa dapat mengingat kebesaran Allah dalam setiap kesempatan.