Doa merupakan bentuk ibadah yang penting dalam kehidupan seorang hamba. Melalui doa, seseorang mengakui kerendahan, kelemahan, dan ketergantungannya kepada Allah. Menyadari bahwa hanya Allah yang mampu memenuhi segala kebutuhan, berdoa menunjukkan sikap rendah hati dan ketergantungan yang sejati.
Para ulama mendorong umat Islam untuk selalu berdoa dalam segala hal, baik yang besar maupun yang kecil. Sebuah hadits bahkan menyarankan agar seseorang memohon kepada Allah atas setiap kebutuhan, bahkan saat tali sandal jepitnya putus. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hal terlalu remeh untuk didoakan.
Allah sendiri menjanjikan bahwa Dia dekat dengan hamba-Nya dan akan mengabulkan doa mereka. Kita sebagai hamba harus yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa kita. Namun, kita juga perlu menyadari bahwa cara Allah mengabulkan doa bisa bervariasi.
Imam Al-Baijuri menjelaskan dalam kitabnya bahwa Allah dapat mengabulkan doa hamba-Nya dengan beberapa cara. Pertama, doa bisa dikabulkan dengan segera sesuai permintaan hamba. Kedua, doa dapat dikabulkan namun dengan penundaan karena Allah lebih mengetahui waktu yang tepat. Terakhir, doa bisa dikabulkan namun dalam bentuk yang berbeda dari apa yang diminta, karena Allah mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-Nya.
Penundaan atau perubahan bentuk doa yang dikabulkan oleh Allah bukanlah tanda bahwa doa tidak dijawab, melainkan bentuk kasih sayang dan hikmah-Nya yang lebih besar. Sebagaimana seorang orang tua yang menunda memberikan sesuatu kepada anaknya agar yang diberikan menjadi lebih bermanfaat, demikian pula Allah dalam mengabulkan doa hamba-Nya.
Keyakinan dan kepercayaan bahwa doa akan dikabulkan oleh Allah adalah hal yang sangat penting. Meskipun terkadang tidak langsung terwujud sesuai yang diinginkan, kita percaya bahwa Allah senantiasa mendengar doa-do’a kita dan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya. Semoga kita senantiasa diberikan keyakinan dan ketabahan dalam berdoa kepada Allah.