Di antara periode yang penting dalam agama Islam adalah saat amal seseorang dilaporkan kepada Rabbul Alamin. Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam sangat menekankan pentingnya melakukan amal saleh, terutama berpuasa, karena pada saat amal dilaporkan, beliau berharap sedang dalam keadaan berpuasa. Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i dan Imam Ahmad dari Usamah ibn Zaid. Dalam hadits tersebut, Usamah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai mengapa beliau tidak berpuasa pada bulan Sya‘ban. Rasulullah menjawab bahwa bulan tersebut sering diabaikan oleh banyak orang, namun beliau ingin amalnya dilaporkan saat sedang berpuasa.
Selain bulan Sya‘ban, amal hamba juga dilaporkan setiap minggu, setiap pagi dan petang, serta setiap pertengahan hari. Meskipun laporan amal hamba pada bulan Sya‘ban memiliki skala yang lebih besar, namun tidak ada pertentangan antara berbagai dalil mengenai waktu dilaporkannya amal hamba. Setiap dalil memiliki hikmah di dalamnya yang seharusnya mendorong umat Islam untuk lebih tekun dalam beramal setiap saat.
Menurut riwayat sahih, amal hamba juga dilaporkan setiap Senin dan Kamis. Pada hari-hari tersebut, Allah mengampuni dosa orang yang tidak menyekutukan-Nya kecuali orang yang masih memiliki permusuhan dengan sesamanya. Pada hari Senin dan Kamis, pintu-pintu surga dibuka dan Allah mengampuni hamba-Nya yang ikhlas beribadah.
Selain itu, amal hamba juga dilaporkan setiap pagi dan petang. Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bahwa Allah tidak pernah tidur dan amal-amal hamba diangkat kepada-Nya baik pada waktu pagi maupun petang.
Amal hamba juga dilaporkan pada tengah hari. Rasulullah shallahu ‘alaihi wasallam selalu melaksanakan shalat sunnah empat rakaat sebelum waktu zhuhur dan menyampaikan keinginannya agar amal shalihnya dinaikkan pada waktu tersebut.
Dengan demikian, amal hamba tidak hanya dilaporkan pada bulan Sya‘ban tetapi juga pada waktu-waktu lainnya seperti setiap minggu, pagi dan petang, serta pertengahan hari. Semua dalil tersebut menunjukkan kebijaksanaan dan kehati-hatian Allah dalam memperhatikan amal-amal hamba-Nya.
