Humor atau guyonan telah menjadi bagian dari interaksi sosial yang tidak bisa dihindari. Namun, dalam konteks agama Islam, terdapat pandangan yang beragam mengenai penggunaan humor dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa hadits Nabi Muhammad ﷺ menyoroti pentingnya menjaga kesopanan dan batasan dalam menggunakan humor.
Sebagian hadits mengingatkan agar tidak berlebihan dalam tertawa, karena tertawa yang berlebihan dapat mematikan hati. Hadits lain menekankan agar tidak menggunakan kebohongan demi tujuan membuat orang lain tertawa. Hal ini menggarisbawahi pentingnya menjaga kebenaran dan integritas dalam berhumor.
Namun, bukan berarti bahwa humor harus dihindari sepenuhnya. Imam al-Ghazali dan beberapa ulama lainnya memperbolehkan penggunaan humor selama tidak melampaui batas dan tidak dilakukan secara berlebihan. Humor yang dibarengi dengan tujuan baik, seperti melepas ketegangan atau membuat lawan bicara merasa nyaman, bahkan disunnahkan.
Penting untuk diingat bahwa humor dalam Islam harus tetap memperhatikan etika dan nilai-nilai agama. Tidak boleh ada unsur kebohongan atau fitnah dalam guyonan, serta tidak boleh sampai merugikan orang lain. Rasulullah sendiri memberikan contoh dengan hanya tersenyum saat bercanda, tanpa sampai terbahak-bahak.
Dengan demikian, penggunaan humor dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi sarana untuk melepas stres dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama. Selama dilakukan dengan penuh kesadaran akan etika dan nilai-nilai agama, humor dapat menjadi bagian yang menyenangkan tanpa melanggar prinsip-prinsip Islam yang suci.