Kematian, momen di mana ruh berpisah dari jasad, merupakan peristiwa yang tidak terhindarkan. Dalam ajaran agama, kematian sering dihubungkan dengan sakaratul maut, di mana seseorang akan mengalami rasa mabuk dan nyeri yang amat sangat. Sakaratul maut digambarkan sebagai pengalaman paling menyakitkan yang akan dialami oleh setiap makhluk hidup.
Terdapat banyak ayat dan hadits yang menggambarkan keberatan sakaratul maut, terutama bagi orang-orang zalim dan ahli maksiat. Bahkan para nabi pun tidak luput dari merasakan beratnya kematian. Namun, dalam pandangan agama, kematian para nabi memiliki kedua keuntungan: menyempurnakan keutamaan mereka dan memberi pemahaman kepada umat akan beratnya kematian.
Bagi orang-orang mukmin, kematian mereka disaksikan dan disambut oleh para malaikat dengan penuh kemuliaan. Sakaratul maut bagi seorang mukmin tetap dirasakan berat, seperti yang tergambar dari keringat di keningnya. Keringat tersebut dianggap sebagai tanda baik atau pembersihan dosa-dosa.
Setiap mukmin disarankan untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian dan sakaratul maut, serta mempersiapkan kehidupan abadi setelah kematian. Kematian adalah sesuatu yang pasti dan tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, persiapan untuk menghadapinya harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
Kehidupan akhirat merupakan tujuan akhir setiap insan. Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam menghadapi sakaratul maut dan diakhiri dengan kematian yang baik. Amin.