Manusia selalu terjebak dalam perbuatan dosa, baik yang kecil maupun besar. Hanya para nabi dan rasul yang diberikan kemaksuman dari dosa. Namun, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sendiri rutin memohon ampunan kepada Allah, bahkan meski beliau sudah dijamin masuk surga. Jika Nabi Muhammad bersuci pun memohon ampunan setiap hari lebih dari tujuh puluh kali, bagaimana dengan kita yang sering lalai dan lemah?
Allah selalu memberikan kesempatan untuk bertaubat kepada hamba-Nya, namun bukan berarti berbuat dosa menjadi hal yang diperbolehkan. Keseimbangan antara rasa takut akan siksa Allah dan harapan akan surga sebagai balasan perbuatan baik perlu dijaga.
Seringkali manusia sulit untuk meninggalkan dosa. Setelah menyesal atas dosa yang dilakukan, seringkali perbuatan tersebut terulang kembali. Rasulullah mengajarkan bahwa jalan terbaik adalah terus bertaubat tanpa berlarut-larut dalam kesedihan.
Hadits yang menyebutkan bahwa jika manusia tidak berdosa, Allah akan menciptakan kaum yang berdosa untuk kemudian diberikan ampunan, menjadi penghibur bagi hati yang penuh penyesalan. Allah Maha Pengampun dan kasih-Nya tak terbatas.
Syekh Sa’id Ramadhan al-Buthi menekankan luasnya pintu ampunan Allah dan menyarankan agar seseorang yang terjerumus dalam dosa menyesal dengan sungguh-sungguh, memohon ampun, dan merenungkan kelemahan diri.
Semoga kita senantiasa memohon ampunan kepada Allah SWT dan selalu berusaha menjadi pribadi yang baik. Sebagaimana kata KH Maimun Zubair, “Orang yang baik tidak meremehkan dosa meskipun kecil dan tidak sombong atas amal baik yang telah dilakukan.”