Merumpi atau berbincang-bincang secara santai sering kali terjadi di masjid. Dalam interaksi ini, beragam topik dibicarakan mulai dari hal-hal seputar ilmu, urusan dunia, hingga sekadar senda gurau yang mempererat hubungan sosial. Meskipun memiliki dampak positif, namun merumpi juga dapat menimbulkan dampak negatif.

Adab menjadi hal yang penting ketika berada di masjid, tempat yang dianggap sebagai rumah Allah. Sebagai tamu di rumah Allah, seseorang seharusnya menjaga adab dengan tidak melakukan hal-hal yang dapat mengganggu ketertiban dan mengabaikan keberadaan tuan rumah.

Masjid seharusnya menjadi tempat bagi orang-orang yang bertakwa dan takut kepada Tuhannya. Oleh karena itu, tidak sepatutnya masjid dimiliki secara pribadi oleh individu. Setiap orang yang bertakwa berhak beribadah di masjid dengan baik dan benar sesuai dengan petunjuk agama.

Merumpi yang diperbolehkan di masjid adalah yang membahas hal-hal penting seperti mengatasi permasalahan sosial, ekonomi, atau pekerjaan yang berkaitan dengan kebaikan umat. Selain itu, merumpi mengenai ilmu agama seperti tata cara shalat dan akhlak yang baik juga dianjurkan karena akan membentuk generasi yang baik di masa depan.

Selain itu, menjaga kebersamaan dan melaksanakan ibadah bersama seperti shalat lima waktu juga merupakan hal yang sangat ditekankan dalam Islam. Shalat berjamaah bukan hanya sunnah, namun juga merupakan tradisi kenabian yang harus dijaga dan ditekankan.

Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya seharusnya tidak didasari oleh harapan balasan atau pahala, melainkan murni karena keikhlasan dan ketulusan hati. Mensyiarkan ajaran agama dan tradisi yang diridhai oleh Allah hendaknya dilakukan tanpa mengharapkan imbalan.

Dengan memahami pentingnya etika dan ketaatan di dalam masjid, kita dapat memperkuat hubungan dengan Allah dan memperkaya pengalaman spiritual kita. Semoga kita senantiasa dapat menjaga kebersihan, ketertiban, dan kekhusyukan di dalam masjid sebagai wujud dari rasa hormat dan ketaatan kita kepada Sang Pencipta.