- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Menghormati dan Membuka Wawasan: Perspektif Islam terhadap Penyandang Disabilitas

Google Search Widget

Dalam ajaran Islam, penyandang disabilitas dikenal dengan istilah dzawil âhât, dzawil ihtiyaj al-khasṣah, atau dzawil a’zâr, merujuk pada individu yang memiliki keterbatasan, kebutuhan khusus, atau uzur. Namun, hal ini tidak menjustifikasi perlakuan diskriminatif atau pengucilan terhadap mereka. Sebab, penyandang disabilitas tetaplah manusia yang memiliki hak yang sama untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan semua orang.

Dari perspektif Islam, kedudukan seseorang di hadapan Allah tidak ditentukan oleh fisik atau kemampuan jasmani, melainkan oleh tingkat ketakwaannya. Seperti yang disampaikan dalam firman-Nya, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.”

Nabi Muhammad SAW pun menegaskan bahwa Allah tidak melihat pada penampilan fisik seseorang, melainkan pada keikhlasan dan kebaikan hati. Oleh karena itu, stigma negatif terhadap penyandang disabilitas sebagai kutukan atau penderitaan harus dihilangkan. Sebaliknya, penting bagi kita untuk menyebarkan pandangan positif guna merangsang penghormatan dan empati terhadap mereka.

Dalam Islam, prasangka buruk (su’udh dhann) terhadap orang lain dikecam, sebagaimana yang ditegaskan dalam Al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman, hindarilah banyak prasangka, karena sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa.” Bahkan, Nabi Muhammad SAW melarang keras prasangka negatif, mengingatkan bahwa prasangka adalah perkataan yang paling bohong.

Bahkan kepada orang yang jelas-jelas berdosa sekalipun, Islam melarang keras perlakuan yang merendahkan. Hal ini menegaskan bahwa setiap individu, termasuk penyandang disabilitas, layak untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik.

Dalam Islam, standar kemuliaan seseorang bukanlah ditentukan oleh kemampuan fisik atau mentalnya, melainkan oleh tingkat ketakwaannya. Setiap individu diperlakukan secara adil dan setara, tanpa memandang perbedaan kemampuan atau keterbatasan fisik. Dengan demikian, Islam menegaskan penghargaan yang tinggi terhadap martabat manusia dalam segala keberagaman yang ada.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

June 23

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?