Musim haji telah berlalu, ribuan umat Islam dari berbagai belahan dunia berkumpul di Tanah Haram dan sekitarnya. Mereka datang untuk melengkapi rukun Islam kelima mereka, ibadah haji. Namun, terkadang motif yang mendasari perjalanan haji bukan semata ibadah semata, melainkan untuk tujuan lain seperti meningkatkan status sosial. Hal ini membuat makna ibadah haji yang sakral terasa pudar.
Ratusan ribu orang dari Indonesia menjalani ritual haji setiap tahunnya. Namun, penting untuk merenungkan apakah ibadah ini benar-benar meningkatkan kualitas keberagamaan mereka. Ibadah haji bukan hanya sekadar ritus kosong, melainkan harus dihayati maknanya dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Imam al-Ghazali mengajarkan bahwa setiap aspek dalam ibadah haji mencerminkan keadaan akhirat. Dalam kitab Asrâr al-Hajj, beliau membuka rahasia di balik manasik haji.
- Berazam Hendak Naik Haji
Imam al-Ghazali menekankan pentingnya memiliki azam yang kuat untuk berkunjung ke Baitullah dengan niat yang tulus, bukan untuk pujian atau popularitas. - Ber-tajarrud saat Berhaji
Meninggalkan perbuatan zalim dan maksiat dalam berhaji merupakan langkah penting agar talbiyah yang diucapkan memiliki makna yang mendalam. - Bekal yang Dibawa Berhaji
Seperti persiapan perjalanan dunia, bekal yang dibawa dalam haji adalah amal-amal yang akan menemani perjalanan akhirat. - Kendaraan yang Digunakan Berhaji
Bersyukur atas kendaraan yang digunakan menuju Baitullah, sebagaimana jasad sebagai kendaraan roh menuju akhirat. - Pakaian Ihram
Pakaian ihram mengingatkan bahwa kelak saat wafat, kita akan dibungkus dengan kain kafan polos tanpa jahitan. - Berangkat Haji
Saat berangkat haji, seseorang harus siap meninggalkan segalanya dan fokus pada tujuan utama, yakni mendekatkan diri kepada Allah. - Masuk Miqat
Memasuki miqat adalah awal perjalanan menuju akhirat, dengan segala gangguan dan cobaan yang menguji keimanan. - Masuk Makkah
Memasuki Makkah seperti memasuki jalan menuju Tuhan, dengan penuh harap dan pengharapan akan ampunan-Nya. - Melihat Ka’bah
Moment melihat Ka’bah mengingatkan akan harapan untuk melihat Allah di hari kiamat. - Tawaf Mengelilingi Ka’bah
Tawaf harus dilakukan dengan kesadaran penuh akan kebesaran Allah. - Istilâm Hajar Aswad
Mencium atau mengusap Hajar Aswad adalah simbol berbaiat kepada Allah. - Menyentuh Penutup Ka’bah dan Menempel di Multazam
Tindakan ini dilakukan atas dasar cinta dan kerinduan kepada Allah. - Sai dari Safa ke Marwa
Sai menggambarkan ketidakpastian seseorang terhadap nasibnya di hadapan Tuhan. - Melempar Jumrah
Melempar jumrah adalah ketaatan kepada perintah Allah. - Wukuf di Arafah
Wukuf di Arafah menentukan kesahihan ibadah haji seseorang dan mengingatkan pada hari perhitungan amal manusia.
Semoga renungan atas ajaran Imam al-Ghazali ini dapat menambah pemahaman kita tentang makna sejati dari ibadah haji dan menginspirasi untuk menjalankan ibadah dengan tulus dan ikhlas.