Shalat Jumat merupakan salah satu ibadah penting dalam agama Islam yang memiliki tata cara pelaksanaan yang khusus. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam shalat Jumat adalah bacaan surat yang dibacakan oleh imam. Menurut ajaran agama, disunahkan bagi imam shalat Jumat membaca surat al-Jum’ah di rakaat pertama, dan surat al-Munafiqun di rakaat kedua; atau surat al-A’la di rakaat pertama, dan surat al-Ghasyiyah di rakaat kedua.
Pendapat ini didasarkan pada beberapa hadits yang menegaskan anjuran tersebut. Meskipun demikian, dalam prakteknya masih sering ditemui imam shalat Jumat yang membaca surat selain yang dianjurkan, misalnya karena alasan tidak hafal atau untuk kenyamanan jamaah.
Namun, secara hukum, membaca selain Surat al-Jum’ah & al-Munafiqun atau surat al-A’la & al-Ghasyiyah dalam shalat Jumat dianggap menyalahi Sunnah (khilaf al-Sunnah). Dalam pandangan fiqh, perbuatan yang menyelisihi sunah Nabi bisa dikategorikan sebagai makruh jika ada dalil yang melarangnya secara khusus.
Meski demikian, perlu diperhatikan bahwa kondisi makmum juga menjadi faktor penting. Imam sebaiknya memilih bacaan surat yang tidak terlalu panjang agar jamaah tetap nyaman dan tidak tergoda untuk meninggalkan shalat Jumat. Penting bagi pemuka agama untuk tidak terlalu kaku dalam menerapkan aturan sehingga dapat mengambil hati para makmum.
Dalam praktiknya, penting bagi imam shalat Jumat untuk memperhatikan seimbang antara menjaga ajaran agama dan kebutuhan serta kondisi makmum. Keselarasan antara keutamaan ibadah dan penyesuaian dengan kondisi jamaah akan membantu menciptakan suasana ibadah yang lebih nyaman dan berkesan bagi umat Islam.
