Setiap anak memiliki utang budi yang besar kepada orang tuanya. Ibu dan ayah, sebagai makhluk Allah yang mulia, telah memberikan segala upaya untuk mengasuh, melahirkan, dan membesarkan anak-anaknya. Kasih sayang seorang ibu bahkan melebihi kecintaan pada dirinya sendiri. Ibu rela tidak makan asal anaknya bisa makan, menunjukkan cinta yang tulus. Rasulullah ﷺ dalam haditsnya menekankan pentingnya menghormati ibu bahkan lebih dari tiga kali lipat dibandingkan dengan ayah. Ini menunjukkan betapa besar peran ibu dalam kehidupan seorang anak.
Seiring dengan kasih sayang ibu, ayah juga memegang peran penting dalam kehidupan anak. Meskipun tidak sebesar ibu, kewajiban untuk menghormati dan berbakti kepada ayah tetap menjadi hal yang wajib. Rasulullah ﷺ mendorong umatnya untuk menjaga hubungan baik dengan kedua orang tua, bahkan setelah keduanya meninggal dunia.
Dalam Islam, berbakti kepada orang tua tidak hanya berhenti saat mereka masih hidup, tetapi juga berlanjut setelah mereka meninggal. Rasulullah ﷺ menunjukkan empat hal yang bisa dilakukan anak sebagai bentuk bakti kepada orang tua yang sudah tiada: mendoakan mereka, memohonkan ampunan bagi keduanya, menjalankan janji-janji yang pernah dibuat, serta memuliakan teman-teman baik dari orang tua.
Meminta ampunan dan mendoakan kedua orang tua yang telah meninggal adalah tindakan yang dianjurkan dalam Islam. Rasulullah selalu memberikan petunjuk yang bermanfaat bagi umatnya, termasuk dalam hal berbakti kepada orang tua. Hal ini juga mencakup menjaga silaturahim dengan relasi-relasi yang terjalin melalui keluarga orang tua.
Kesimpulannya, berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban yang abadi bagi setiap anak. Kedua orang tua telah memberikan segalanya untuk anak-anaknya, dan sebagai balasannya, anak pun diwajibkan untuk terus berbakti, baik saat kedua orang tua masih hidup maupun setelah mereka meninggal dunia. Semoga kita semua dapat melaksanakan kewajiban ini dengan sepenuh hati dan mendapatkan ridha Allah SWT.