Kematian merupakan suatu fase yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia. Pada saat inilah ruh dan jasad berpisah, menyebabkan jasad kehilangan fungsinya sepenuhnya. Kita tidak lagi dapat melihat, berjalan, atau melakukan aktivitas lain dengan tubuh kita. Meskipun kematian pasti akan dialami oleh setiap manusia, namun terkadang kesibukan dan kenikmatan dunia dapat membuat kita lupa akan kepastian ini.
Sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi, kita dianjurkan untuk sering mengingat akan datangnya kematian. Hal ini dapat membantu kita untuk lebih fokus pada hal-hal yang terpenting dalam hidup, yaitu mematuhi perintah agama dan menjauhi larangan-Nya. Dalam perspektif fiqih, mengingat kematian termasuk dalam sunnah, bahkan lebih baik jika dilakukan secara rutin.
Syekh Ibnu Hajar al-Haitami menegaskan bahwa mengingat kematian dapat menjadi motivasi besar untuk menjalankan perintah-perintah agama. Dengan memperbanyak mengingat mati, kita akan lebih mudah untuk bertaubat dan semakin antusias dalam menjalankan ibadah. Sebaliknya, orang yang lalai akan kematian cenderung menunda-nunda taubat, tidak bersyukur atas rezeki yang diberikan, dan malas dalam beribadah.
Dari sudut pandang ulama tasawuf, mengingat kematian adalah suatu keharusan bagi orang yang telah mencapai pemahaman mendalam tentang kebesaran Allah. Mereka yakin bahwa kematian adalah saat di mana mereka bisa bertemu dengan Sang Pencipta dan meninggalkan dunia yang fana ini.
Maka, penting bagi kita untuk senantiasa memperbanyak mengingat akan kematian. Hal ini tidak bertujuan untuk meredupkan semangat hidup, namun sebaliknya, agar kita semakin termotivasi untuk menjalani hidup ini dengan penuh kebaikan dan berbuat baik kepada Allah, sesama manusia, serta lingkungan sekitar. Semoga kita termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu sadar akan kepentingan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat yang kekal.