Sebuah fenomena menarik tengah terjadi dalam sebagian umat Islam, yaitu perjuangan untuk mendirikan khilafah. Kelompok seperti Hizbut Tahrir dan ISIS menjadi aktor utama dalam memperjuangkan khilafah, meskipun dengan metode yang kontroversial. Namun, apakah konsep khilafah yang mereka usung sesuai dengan ajaran Islam sejati?
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, terdapat kalimat khilafah ‘ala minhajin nubuwwah yang masih diperdebatkan mengenai status keabsahannya. Beberapa ahli hadits berpendapat hadits tersebut shahih, hasan, atau dhaif. Penafsiran terhadap khilafah ‘ala minhajin nubuwwah pun menjadi perdebatan panjang.
Melalui karya Khamami Zada yang berjudul “Meluruskan Pemahaman Keagamaan Kaum Jihadis” (2018), dikemukakan bahwa khilafah ‘ala minhajin nubuwwah tidak bisa dipahami secara harfiah. Khilafah bukan sekadar negara Islam atau daulah Islamiyah, melainkan lebih pada sistem pemerintahan yang adil dan berkeadilan bagi seluruh rakyat.
Mitsaq al-Madinah menjadi contoh nyata dalam sejarah Islam bahwa Nabi Muhammad mendirikan negara kesepakatan berdasarkan prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan. Begitupun dengan Pancasila di Indonesia, yang juga merupakan kesepakatan bersama para pendiri bangsa dalam membangun negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Meskipun demikian, ada kelompok umat Islam yang tetap gigih dalam mengedepankan gagasan mendirikan negara khilafah. Hal ini menimbulkan pertanyaan, mengapa konsep khilafah begitu digembar-gemborkan sedangkan Nabi Muhammad sendiri tidak pernah mendirikan negara Islam? Mungkin, pemahaman yang keliru dan kurang pemahaman mengenai khilafah menjadi penyebabnya.
Sekali lagi, penting untuk memahami bahwa khilafah bukan sekadar ‘ijtihad politik’ para pemimpin Muslim setelah masa Nabi Muhammad. Konsep khilafah ‘ala minhajin nubuwwah seharusnya lebih ditekankan pada prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan, dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Mungkin saatnya bagi umat Islam untuk lebih mendalami makna sejati dari khilafah untuk mewujudkan kedamaian dan kemakmuran bagi semua.