Shalat merupakan ibadah yang membutuhkan konsentrasi dan ketundukan. Meskipun khusyu’ dan konsentrasi bukanlah syarat sahnya shalat, namun hal tersebut termasuk dalam tata krama atau adab yang perlu diperhatikan saat melaksanakan shalat.
Khusyu’ dan konsentrasi adalah hal yang bersifat batiniah dan hanya diri kita sendiri yang dapat merasakannya. Seseorang mungkin terlihat anteng dalam shalat, namun pikiran dan angan-angannya melayang ke tempat lain. Konsentrasi seringkali terganggu saat kita hanya diam dalam shalat, terutama saat menunggu imam menyelesaikan bacaan fatihahnya, misalnya pada rakaat kedua atau keempat dalam shalat Maghrib dan Isya’, atau pada shalat-shalat sunnah.
Untuk menjaga konsentrasi saat menunggu imam, disarankan bagi ma’mum untuk berdzikir dalam hati atau membaca ayat Al-Qur’an. Hal ini tidak hanya disunnahkan, tetapi juga dapat membantu kita tetap fokus dalam shalat tanpa mengganggu kesahihan shalat itu sendiri.
Apabila ma’mum selesai membaca fatihahnya dan tidak mendengar bacaan imam, disunnahkan bagi ma’mum untuk membaca ayat Al-Qur’an atau berdoa dalam hati. Namun, membaca ayat Al-Qur’an lebih dianjurkan. Dalam shalat, penting untuk tetap dinamis dan tidak hanya diam saja, kecuali pada beberapa tempat tertentu yang memerlukan diam.
Memahami tata krama yang menjaga konsentrasi dalam shalat merupakan bagian dari kesunnahan shalat yang patut diperhatikan oleh setiap individu yang menjalankan ibadah tersebut.