Dalam kehidupan sehari-hari, seringkali kita melihat orang-orang yang melakukan wudhu sambil berbincang atau bahkan anak-anak kecil yang bermain air sambil berwudhu. Wudhu memiliki peran penting sebagai kunci untuk memasuki berbagai ibadah seperti shalat, thawaf, dan membaca Al-Qur’an. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk memperhatikan dengan seksama proses wudhu, karena keabsahan ibadah-ibadah tersebut bergantung pada keabsahan wudhu itu sendiri.
Apabila wudhu seseorang dianggap tidak sah menurut syariat, maka ibadah-ibadah yang dilakukan setelahnya juga dianggap tidak sah. Wudhu merupakan sarana untuk mencapai kesucian yang menjadi syarat dalam melaksanakan ibadah. Dalam literatur fiqih, seperti kitab I’anatuth Thalibin, disebutkan bahwa saat melakukan wudhu disunnahkan untuk tidak berbicara tanpa keperluan. Namun, jika ada keperluan mendesak, berbicara bahkan menjadi wajib. Prioritas untuk menyelamatkan orang buta misalnya, lebih penting daripada menjaga anjuran untuk diam saat berwudhu.
Anjuran untuk diam saat berwudhu memiliki alasan yang kuat. Wudhu harus dilakukan dengan penuh konsentrasi agar sesuai dengan tuntunan syariat yang telah ditetapkan dalam kitab-kitab fiqih. Memastikan setiap bagian tubuh yang harus dibasuh saat wudhu terkena air secara merata sangatlah penting. Terdapatnya bagian yang tidak terbasuh dapat mengurangi kesempurnaan wudhu dan berpotensi membuat wudhu tersebut menjadi tidak sah, yang pada akhirnya mempengaruhi kesahihan ibadah yang menggunakan wudhu tersebut.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa menjaga keheningan saat berwudhu adalah anjuran sunnah. Meskipun berbicara tidak secara langsung membatalkan wudhu, namun dapat mengganggu konsentrasi dan kehati-hatian dalam melaksanakan wudhu. Semoga bermanfaat.