Menjaga hubungan kekerabatan dan garis keturunan sangatlah penting dalam agama Islam. Rasulullah shallallahu álaihi wasallam menganjurkan umatnya untuk mengenali nasab (garis keturunan) agar tali persaudaraan tetap terjalin. Tradisi pertemuan antar bani atau keluarga di hari-hari Lebaran serta saling berkunjung ke rumah sanak saudara menjadi cara yang efektif untuk mempererat hubungan keluarga dan mengenali garis keturunan.
Dalam hadits yang diriwayatkan Bukhari, Rasulullah menyatakan bahwa meskipun hubungan genealogis terasa jauh, namun dapat menjadi dekat melalui silaturahim yang terus terjaga. Di Jawa, struktur silsilah menunjukkan generasi dengan sebutan anak, putu, buyut, canggah, wareng, udeg-udeg, gantung, siwur, debok bosok, dan galih asem. Meskipun hubungan antarsesama generasi terbilang jauh, menjaga silaturahim dapat membuat hubungan menjadi lebih dekat.
Mengenal garis keturunan memungkinkan terbentuknya gotong royong dan saling menolong antar sanak saudara. Selain itu, silaturahim juga diyakini dapat memperbanyak rezeki dan memperpanjang umur seseorang. Dengan bersosialisasi dan berinteraksi dengan sesama manusia, rejeki dapat lebih mudah didapat. Tradisi saling berkunjung di Hari Lebaran menjadi momen penting untuk melaksanakan ajaran Rasulullah dalam mempererat hubungan keluarga.
Pentingnya menjaga silaturahim dengan sanak saudara juga diakui dalam hadits lain yang mengatakan bahwa mempererat hubungan kekerabatan akan menumbuhkan kecintaan terhadap keluarga, memperbanyak rejeki, dan memperpanjang umur. Oleh karena itu, tradisi saling berkunjung di Hari Lebaran bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga sarana untuk menjalin hubungan yang erat dan mendapatkan berkah dari Allah SWT.
Dalam menjalankan ajaran agama Islam, menjaga silaturahim dengan keluarga merupakan bagian yang tidak boleh diabaikan. Semoga tradisi silaturahim di Hari Lebaran dapat terus terjaga dan memberikan manfaat bagi semua umat Islam.