Puasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi umat Islam sesuai dengan syariat. Dalam Al-Qur’an, Allah subhanahu wata’ala menegaskan tentang kewajiban berpuasa untuk menumbuhkan ketakwaan. Namun, seringkali saat menjalankan puasa, seseorang menghadapi situasi di mana ingus keluar. Lalu, bagaimanakah hukum menelan ingus saat berpuasa?

Dalam mazhab Syafi’i, jika ingus sudah sampai di bagian luar (di atas tenggorokan) dan seseorang mampu untuk mengeluarkannya namun tidak dilakukan dan akhirnya tertelan kembali, maka puasa dianggap batal. Hal ini disebabkan karena dianggap ceroboh karena tidak mengeluarkan ingus tersebut. Namun, jika ingus keluar di bagian luar namun tidak dapat dikeluarkan, misalnya karena turun terlalu cepat kembali ke dalam atau tertelan tanpa disengaja, puasa tetap dianggap sah.

Penjelasan ini sesuai dengan kitab Kifayah al-Akhyar yang menjelaskan bahwa jika seseorang tidak mampu mengeluarkan ingus yang berada di bagian atas tenggorokan dan ingus tersebut turun kembali ke dalam, puasanya tetap sah. Namun, jika ia mampu mengeluarkannya namun memilih untuk membiarkan ingus tersebut turun dengan sendirinya, puasanya dianggap batal karena dianggap ceroboh.

Dalam kasus mengeluarkan ingus dari bagian dalam (di bawah tenggorokan) ke bagian luar (di atas tenggorokan) dengan sengaja dan segera dikeluarkan, terdapat perbedaan pendapat di antara para ulama. Namun, umumnya perbuatan ini tidak membatalkan puasa karena seringkali dialami oleh orang yang sedang berpuasa.

Namun, jika seseorang menelan ingus dengan sengaja padahal mampu untuk mengeluarkannya, maka hal ini bisa membatalkan puasanya. Jadi, ketika ingus sudah berada di bagian luar (bagian atas tenggorokan) dan seseorang sengaja menelannya, puasanya bisa menjadi batal. Namun, jika ingus keluar dan tertelan kembali tanpa bisa dikeluarkan, puasa tetap dihukumi sah.

Dengan demikian, penting untuk memperhatikan kondisi ingus saat berpuasa agar puasa tetap sah sesuai dengan ajaran agama.