Allah menciptakan segala sesuatu berpasangan, termasuk kebaikan dan keburukan serta ketaatan dan kemaksiatan. Manusia tidak bisa terlepas dari kemaksiatan. Perilaku maksiat tidak selalu berhubungan dengan tindakan asusila, tetapi mencakup segala bentuk pelanggaran terhadap larangan Allah.

Dalam Surat an-Nisa ayat 14, Allah menjelaskan konsekuensi dari perbuatan durhaka atau maksiat kepada-Nya, yaitu hukuman berat berupa kekekalan di dalam neraka. Setiap larangan memiliki akibat yang harus ditanggung, termasuk dalam hal kemaksiatan.

Imam al-Hârits al-Muhâsibi dalam kitab Risalah al-Mustarsyidîn memperingatkan bahwa dosa-dosa mengakibatkan kelalaian, yang kemudian berujung pada jauhnya seseorang dari Allah dan masuknya ke dalam neraka. Kemaksiatan juga dapat menyebabkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain, serta merusak hati dan jiwa.

Syekh Abdul Fattah Abu Guddah memberikan tips untuk menghindari maksiat, yaitu dengan mengingat Allah, akhlak mulia, dan potensi terungkapnya maksiat tersebut di depan orang lain. Jika niat untuk berbuat maksiat masih kuat, disadari bahwa saat itu diri telah berubah menjadi seperti binatang.

Akibat dari maksiat antara lain adalah terhalangnya ilmu dan rezeki, konflik dengan Allah dan sesama, kesulitan dalam urusan, kegelapan hati, serta kehilangan keinginan untuk taat pada Allah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih berhati-hati dan menghindari perilaku kemaksiatan agar tidak menimbulkan dampak negatif.

Dengan pemahaman ini, semoga kita dapat menjadi hamba Allah yang lebih waspada terhadap kemungkinan terjerumus dalam perilaku maksiat.