Setelah menunaikan shalat Jumat, seringkali muncul pertanyaan mengenai apa yang seharusnya didahulukan: shalat ghaib atau wirid. Dalam tradisi keagamaan, setelah salam shalat Jumat, disarankan untuk membaca zikir, seperti membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan Al-Fatihah tujuh kali masing-masing sebelum berpindah dari posisi saat salam.

Namun, terkadang posisi kaki bisa berpindah ketika diadakan ritual shalat ghaib setelah salam shalat Jumat. Shalat ghaib dilakukan saat ada tokoh, saudara, ulama, atau Muslim daerah setempat yang meninggal. Imam masjid biasanya mengajak para jamaah melaksanakan shalat ghaib sebelum membaca wiridan bersama-sama.

Menurut penjelasan dari beberapa ulama, membaca surat-surat pendek setelah salam shalat Jumat memiliki keutamaan berupa terampuninya dosa dan mendapat pahala sebanyak orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Namun, jika kaki sudah berpindah dari posisi duduk saat salam, keutamaan membaca surat-surat tersebut tidak bisa didapatkan secara sempurna, meskipun dilakukan karena mengikuti ibadah shalat ghaib.

Meski demikian, meski keutamaan membaca zikir di atas tidak didapatkan secara sempurna, masih tetap mendapat pahala berzikir dan membaca Al-Quran secara umum. Namun, shalat ghaib tetap lebih utama untuk didahulukan daripada membaca surat-surat tersebut karena hukumnya fardhu kifayah dan memiliki pahala yang besar.

Dalam pandangan Syekh Abdul Hamid As-Syarwani dan fatwa Syekh Sayyid Al-Bashri, menyibukkan diri dengan shalat ghaib setelah salam shalat Jumat lebih baik daripada membaca wirid. Hal ini karena shalat ghaib merupakan fardhu kifayah dan memiliki pahala yang besar. Sehingga, tradisi mendahulukan shalat ghaib sebelum membaca wirid setelah salat Jumat adalah benar secara syariat.

Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk menentukan prioritas setelah salam shalat Jumat, apakah shalat ghaib atau wirid.