Allah subhânahu wa ta’ala memberikan ujian sakit kepada hamba-Nya tanpa pandang bulu. Tidak hanya orang awam, bahkan orang yang paling taat sekalipun, seperti Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, tidak luput dari merasakan penderitaan sakit. Setiap individu, baik yang berbuat baik maupun buruk, akan mengalami kesehatan dan sakit. Namun, sakit yang diderita oleh orang yang beriman memiliki makna dan pahala yang berbeda dengan orang yang tidak beriman.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan bahwa ketika seorang hamba beriman sakit, Allah memerintahkan malaikat-Nya untuk mencatat pahala sebagaimana amal yang dilakukan hamba tersebut ketika sehat. Ketika seseorang sedang sakit, Allah mengutus empat malaikat untuk mengambil beberapa hal dari dirinya. Salah satunya adalah mengambil dosa-dosa yang pernah dilakukan hamba tersebut sehingga saat sembuh nantinya, ia akan kembali dalam keadaan suci tanpa dosa.
Allah menunjukkan kemurahan-Nya dengan tidak mengembalikan dosa kepada hamba yang telah merasakan kesulitan akibat sakit. Dosa-dosa tersebut diubah wujudnya menjadi aligator dan dibuang ke lautan. Hal ini menggambarkan bahwa sakit yang diderita oleh seorang hamba merupakan proses penyucian dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya. Dalam Islam, sakit juga memiliki nilai pahala yang besar. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, bahwa sakit sehari sama dengan melebur dosa setahun.
Dengan demikian, setiap ujian sakit yang diberikan oleh Allah merupakan bagian dari kesempurnaan dan pahala bagi hamba-Nya yang beriman. Semoga kita senantiasa mampu memaknai setiap cobaan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam menjalani sunah Allah swt.