Pada satu sisi, menjalankan ibadah-ibadah pokok adalah suatu kewajiban. Namun, dalam agama, kebaikan yang sesungguhnya tercapai ketika seseorang rela memberikan sebagian harta yang dicintai. Al-Qur’an menegaskan hal ini dalam surat Ali Imran ayat 92.
Bersedekah memiliki berbagai keutamaan menurut banyak hadits. Di antaranya, sedekah dapat meredam panasnya alam kubur dan memberikan naungan pada hari kiamat kelak. Rasulullah dalam sebuah hadits juga mengungkapkan tentang pentingnya sedekah.
Terkait pemberian sedekah kepada keluarga atau orang lain, Imam Nawawi menyatakan bahwa ulama sepakat bahwa sedekah kepada sanak famili lebih utama berdasarkan referensi beberapa hadits. Hal ini juga dikuatkan dengan hadits yang mendasari pernyataan Imam Nawawi.
Meskipun demikian, pendapat para ulama berbeda mengenai prioritas sedekah. Ada yang mengatakan bahwa sedekah kepada keluarga yang menjadi tanggung jawab nafkahnya harus didahulukan daripada orang lain. Namun, tidak semua ulama sepakat dengan hal ini.
Sebagian ulama menegaskan bahwa memberikan sedekah kepada kerabat yang membutuhkan namun bukan tanggung jawab nafkahnya lebih utama. Hal ini juga disesuaikan dengan kemampuan finansial penerima sedekah.
Dengan demikian, kesimpulannya adalah memprioritaskan pemberian sedekah kepada keluarga yang membutuhkan jika mereka memenuhi kriteria tertentu. Namun, jika dalam keluarga tersebut tidak ada yang masuk kategori penerima zakat, maka tidak ada skala prioritas antara keluarga dan non-keluarga.
