Khutbah Jumat merupakan bagian yang sangat penting dalam ibadah Jumat bagi umat Islam. Selain aspek keabsahan ibadah, substansi dan teknik penyampaian khutbah juga memiliki peran yang krusial untuk disampaikan kepada jamaah dengan baik. Salah satu hal yang sering diperdebatkan terkait khutbah adalah durasinya. Ada khatib yang memberikan khutbah sangat panjang sehingga membuat jamaah merasa bosan dan mengantuk. Namun, khutbah yang terlalu pendek juga dianggap tidak dapat menyampaikan pesan dengan baik.

Dalam ajaran Islam, Nabi Muhammad mengajarkan agar durasi khutbah sebaiknya moderat, tidak terlalu panjang namun juga tidak terlampau pendek. Ada sebuah riwayat yang menyatakan bahwa shalat Nabi dan khutbahnya dilakukan dengan durasi yang sedang. Hal ini bertujuan agar jamaah tidak merasa bosan.

Memperpanjang khutbah sebenarnya dapat memberatkan jamaah, terutama jika mereka sedang lelah atau memiliki tanggung jawab lain setelah shalat Jumat. Oleh karena itu, anjuran untuk membaca khutbah dalam durasi yang moderat sejalan dengan anjuran Islam. Sebagaimana disampaikan oleh Syekh Badruddin al-‘Aini, memanjangkan khutbah dan shalat dapat memberatkan manusia.

Pada dasarnya, durasi khutbah sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, waktu, dan momen tertentu. Tidak ada batasan pasti berapa menit yang ideal untuk sebuah khutbah. Namun, prinsipnya adalah untuk menyampaikan pesan sesuai kebutuhan tanpa berlebihan yang dapat membuat jamaah bosan atau terlalu singkat hingga tidak dapat dipahami.

Dalam ajaran Islam, standar durasi khutbah yang moderat bisa berbeda-beda tergantung pada kondisi dan waktu tertentu. Terkadang, situasi memerlukan khutbah yang lebih panjang seperti dalam himbauan berjihad atau larangan terhadap perbuatan dosa saat banyak orang terlibat di dalamnya. Hal ini menunjukkan pentingnya khatib memperhatikan konteks saat memberikan khutbah agar efektif dan tepat sasaran.

Dengan demikian, para khatib diharapkan untuk memperhatikan durasi khutbah sesuai anjuran syariah agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh jamaah tanpa membuat mereka merasa bosan atau kehilangan substansi dari khutbah tersebut.