Di dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita menemui orang-orang yang gemar bersumpah untuk meyakinkan lawan bicara. Namun, terlalu sering bersumpah dan berjanji sebenarnya tidaklah baik, meski kita termasuk orang yang jujur dan selalu menepati janji.
Imam al-Muhasibi menegaskan dalam Risâlah al-Mustarsyidin bahwa kita sebaiknya tidak terlalu sering bersumpah, meskipun kita benar. Hal ini demi menjaga kesucian dari sumpah itu sendiri. Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah pun memberikan penjelasan tambahan bahwa tanda seseorang pembohong adalah kegemarannya mengobral sumpah tanpa diminta.
Dalam Islam, sumpah dianggap sebagai dosa atau penyesalan. Jika seseorang tidak dapat memenuhi sumpahnya, ia akan berdosa. Selain itu, dengan bersumpah atau berjanji, seseorang membatasi dirinya untuk memenuhi apa yang dijanjikannya, yang pada akhirnya dapat menimbulkan penyesalan terhadap janji atau sumpah yang telah diucapkan.
Sebagai seorang Muslim, kita seharusnya menghindari kebiasaan sering bersumpah. Jika kita sering lupa atau terplasit dalam mengucap janji atau sumpah, Syekh Abu Ghuddah menyarankan untuk menyertai ucapan kita dengan kata “InsyaAllah”. Dengan begitu, kita dapat menjaga keselamatan dari janji dan sumpah yang kita ucapkan.
Semoga dengan memperhatikan nasihat-nasihat di atas, kita dapat terhindar dari kebiasaan mudah bersumpah dan berjanji, terlebih hingga pada tahap mengingkarinya. Amiin.