Dalam ajaran Islam, shalat adalah kewajiban yang disepakati oleh seluruh umat Muslim tanpa perbedaan. Sejak kecil, orang tua mengajarkan anak-anak mereka untuk melaksanakan shalat. Namun, penting untuk memahami makna sebenarnya dari perintah Allah SWT dalam mendirikan shalat.

Imam Al-Muhasibi dalam kitabnya Risalatul Mustarsyidin mengingatkan kita untuk mendirikan shalat dengan sepenuh hati di hadapan Allah SWT. Abdul Fattah Abu Guddah menjelaskan bahwa mendirikan shalat dengan sepenuh hati artinya melaksanakannya dengan jiwa, hati, dan akal, serta memperhatikan baik rukun-rukun maupun syarat-syarat yang tampak maupun yang tersembunyi.

Shalat yang dilaksanakan dengan makna sejati seperti ini akan memberikan hasil yang baik. Selain menjaga diri dari perbuatan maksiat, shalat yang benar juga akan membantu seseorang dalam menghadapi cobaan dan kesulitan dengan kesabaran dan ketenangan hati.

Allah memerintahkan agar keluarga kita juga turut serta dalam mendirikan shalat dengan penuh makna, serta bersabar dalam melaksanakannya. Shalat yang dipahami secara mendalam akan membawa berkah dalam kehidupan sehari-hari dan akan memberikan manfaat, baik di dunia maupun di akhirat.

Maka, marilah kita memahami bahwa shalat bukan sekadar rutinitas harian, melainkan sebuah ibadah yang harus dilaksanakan dengan sepenuh hati dan pikiran. Dengan begitu, setiap gerakan shalat yang kita lakukan akan membawa dampak positif bagi diri kita sendiri dan juga orang lain di sekitar kita.