Peringatan maulid sering menjadi topik hangat di kalangan umat Islam. Sebagian menganggapnya sebagai sarana untuk mengenang dan mengenal lebih dalam sosok Nabi Muhammad SAW, sementara yang lain menilainya sebagai praktik bidah yang sebaiknya dihindari.
Menurut Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki, peringatan maulid tidak seharusnya terbatas pada hari atau bulan tertentu. Mengaitkan diri dengan Rasulullah SAW seharusnya dilakukan setiap waktu, bukan hanya pada waktu-waktu tertentu. Keyakinan bahwa maulid hanya bisa diperingati pada bulan tertentu jelas termasuk dalam kategori bidah.
Meskipun demikian, semangat peringatan maulid cenderung meningkat pada bulan kelahiran Rasulullah SAW. Bulan ini sering dianggap sebagai momen yang memperkuat rasa cinta dan kerinduan umat Islam terhadap Nabi. Namun, sebagaimana disarankan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki, pengingatan dan penghormatan terhadap Rasulullah seharusnya dilakukan secara konsisten, tanpa terbatas pada waktu-waktu tertentu.
Tradisi peringatan maulid pada bulan Rabi’ul Awwal diapresiasi oleh Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki, meskipun ia menegaskan bahwa mengingat dan bershalawat kepada Nabi seharusnya dilakukan di semua waktu. Rasulullah sendiri menganjurkan umatnya untuk lebih banyak bershalawat, termasuk pada hari Jumat.
Dalam hal ini, penting bagi umat Islam untuk memahami esensi dari peringatan maulid. Momen ini seharusnya menjadi sarana untuk mempererat hubungan spiritual dengan Rasulullah SAW, bukan sekadar tradisi tanpa makna yang mendalam. Semoga pemahaman kita tentang peringatan maulid dapat semakin terbuka dan terarah sesuai dengan ajaran Islam yang sejati.