Pada setiap pelaksanaan shalat Jumat, khutbah menjadi bagian integral yang harus disampaikan oleh seorang khatib sebelum pelaksanaan shalat. Imam Al-Ghazali dalam karyanya, al-Adab fid Din, menjelaskan dua belas adab yang harus dimiliki oleh seorang khatib.
- Keadaan Fisik dan Psikis yang Tenang: Seorang khatib hendaknya dalam kondisi fisik dan mental yang baik saat menyampaikan khutbah.
- Melakukan Shalat Sunnah dan Duduk dengan Khidmat: Sebelum waktu shalat Jumat tiba, seorang khatib disarankan untuk melakukan shalat sunnah.
- Merasa Terhormat saat Menuju Mimbar: Khatib perlu merasa percaya diri dalam tugasnya sebagai khatib.
- Berdiri dengan Khusyu’ dan Berdzikir di Mimbar: Saat berada di mimbar, khatib disarankan untuk selalu mengingat Allah.
- Menatap Para Jamaah dengan Konsentrasi: Penting bagi khatib untuk membuat kontak mata dengan para jamaah.
- Duduk dengan Rasa Takut saat Mendengarkan Adzan: Khatib disarankan untuk duduk dengan penuh rasa takut saat mendengarkan adzan.
- Berkhutbah dengan Sikap Tawadhu’: Khatib sebaiknya berkhutbah dengan sikap rendah hati dan tidak sombong.
- Yakin Bahwa yang Disampaikan Bermanfaat: Materi khutbah hendaknya dipastikan bermanfaat bagi para jamaah.
- Memberi Isyarat untuk Berdoa: Saat berdoa, khatib dapat memberi isyarat agar para hadirin ikut berdoa.
- Turun dari Mimbar setelah Iqamah: Setelah khutbah, khatib turun dari mimbar setelah muadzin menyerukan iqamah.
- Tidak Bertakbir sebelum Jamaah Tenang: Khatib harus memastikan para jamaah dalam keadaan tenang sebelum memulai shalat.
- Membaca Al-Qur’an dengan Tartil: Saat memimpin shalat, khatib disarankan untuk membaca Al-Qur’an dengan tartil.
Dengan memahami dan mengamalkan dua belas adab khatib yang disarankan oleh Imam Al-Ghazali, diharapkan setiap khatib dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan sesuai dengan tuntunan agama.