Merayakan maulid merupakan momen kegembiraan atas kelahiran Nabi Muhammad ﷺ di dunia. Tidak hanya dirasakan oleh umat Islam, namun juga oleh non-Muslim. Sebagai contoh, Abu Lahab, meskipun non-Muslim yang sangat memusuhi Nabi, mendapatkan keringanan siksanya setiap hari Senin karena kegembiraannya atas kelahiran Nabi. Hal ini tergambar saat ia memerdekakan budak perempuannya untuk menyusui Nabi.
Meskipun terdapat penafsiran berbeda terkait syafaat Nabi bagi orang yang merayakan maulid, banyak ulama memandang positif atas perayaan ini. Sebagian besar percaya bahwa merayakan maulid adalah cara untuk memperkuat rasa cinta kepada Nabi dan memperdalam hubungan dengan kenabian.
Mencintai Nabi memiliki keutamaan luar biasa. Dalam hadits disebutkan bahwa orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya akan dikumpulkan bersama dengan orang yang dicintainya di akhirat. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya rasa cinta kepada Nabi dalam ajaran Islam.
Meskipun terdapat hadits yang kontroversial terkait jaminan syafaat Nabi bagi orang yang merayakan maulid, substansi pesan tentang cinta dan penghormatan kepada Nabi tetap relevan. Merayakan maulid Nabi adalah bentuk ekspresi cinta dan kebahagiaan yang patut dipertahankan dalam tradisi keislaman.
Semoga kita semua dapat merasakan keberkahan dalam merayakan maulid Nabi, serta mendapatkan syafaat beliau di akhirat nanti. Semoga cinta dan penghormatan kita kepada Nabi semakin menguat setiap harinya.