Masa kanak-kanak merupakan masa yang krusial dalam pembentukan karakter seseorang. Membiasakan anak kecil dengan perilaku positif akan membantu mereka untuk selalu berperilaku baik dan menyaring hal-hal negatif. Pada masa ini, anak lebih menerima ajaran orang tua dengan mudah. Salah satu upaya positif yang dapat dilakukan adalah membiasakan anak-anak untuk berkunjung ke masjid.
Menurut Mazhab Syafi’iyah, mengajak anak kecil ke masjid diperbolehkan selama tidak mengganggu kegiatan di masjid, seperti menajiskan masjid atau mengganggu kekhusyukan orang yang sedang beribadah di dalamnya. Anak-anak boleh bermain dan bercanda di masjid asalkan tetap dalam batas-batas yang telah ditentukan.
Meskipun demikian, sulit untuk sepenuhnya menghindari situasi di mana anak-anak kecil dapat mengganggu kekhusyukan di masjid. Bagaimana seharusnya kita menghadapi hal ini? Apakah larangan mutlak bagi anak-anak untuk masuk ke masjid merupakan solusi terbaik?
Dilarangnya anak-anak untuk masuk ke masjid dapat membawa dampak negatif, seperti menjauhkan mereka dari nilai-nilai kebaikan yang dapat dipetik dari kegiatan di masjid. Meskipun ada kemungkinan gangguan, membiarkan anak-anak kecil masuk ke masjid tetap dapat dibenarkan, terutama dalam konteks pendidikan tentang nilai-nilai positif secara bertahap.
Penting bagi jamaah masjid, terutama takmir masjid, untuk menjadikan masjid sebagai lingkungan yang ramah bagi anak-anak dan mengambil langkah-langkah yang dapat mencegah atau meminimalisir gangguan yang mungkin ditimbulkan oleh anak-anak.
Secara keseluruhan, membiasakan anak kecil ke masjid merupakan hal yang dianjurkan karena akan membantu mereka terbiasa dengan hal-hal positif. Meskipun ada kemungkinan gangguan, manfaat dari kehadiran anak-anak di masjid dalam proses pembentukan karakter positif mereka dapat lebih besar daripada dampak negatif yang mungkin terjadi.