Alhamdulillah, ungkapan syukur yang kerap kita dengar dan ucapkan, memiliki nilai yang mendalam dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya pada saat menerima rezeki, hadiah, atau kejutan, namun juga dalam berbagai aspek kehidupan lainnya. Menurut Imam an-Nawawi dalam al-Adzkâr an-Nâwâwî, terdapat beberapa kondisi di mana disunnahkan untuk membaca hamdalah.
- Permulaan Menulis Karya: Disunnahkan untuk memulai setiap karya dengan membaca alhamdulillah.
- Permulaan Belajar dan Mengajar: Baik saat belajar maupun mengajar, disunnahkan untuk membaca alhamdulillah.
- Saat Berceramah: Baik bagi orang yang berceramah maupun pendengarnya, disarankan untuk membaca alhamdulillah sebagaimana yang dianjurkan oleh Imam as-Syafii.
- Setelah Makan dan Minum: Disunnahkan untuk mengucapkan alhamdulillah setelah selesai makan dan minum.
- Setelah Bersin: Mengucapkan alhamdulillah juga disarankan setelah bersin.
- Melamar Seorang Perempuan dan Akad Nikah: Disunnahkan untuk membaca alhamdulillah saat melamar seorang perempuan dan saat akad nikah.
- Setelah Keluar dari Toilet: Mengucapkan alhamdulillah disarankan setelah keluar dari toilet.
- Mengawali dan Mengakhiri Doa: Disarankan untuk mengucapkan alhamdulillah saat memulai dan mengakhiri doa.
- Mendapatkan Nikmat atau Terhindar dari Bencana: Disunnahkan untuk mengucapkan alhamdulillah saat mendapatkan nikmat atau terhindar dari bencana.
- Ketika Salah Satu Keluarga Meninggal Dunia: Ketika ada keluarga yang meninggal dunia, disarankan untuk membaca hamdalah dan istirja’.
Pentingnya membaca alhamdulillah dalam berbagai kondisi ini menunjukkan betapa Islam mengajarkan kita untuk senantiasa bersyukur kepada Allah dalam setiap momen kehidupan. Dengan memperhatikan sunnah-sunnah ini, kita dapat lebih mendekatkan diri kepada-Nya dan menjalani kehidupan dengan penuh rasa syukur.
