Musim kemarau yang panjang dapat mengakibatkan berkurangnya persediaan air minum dan air untuk pertanian. Selain itu, kemarau juga membawa debu yang tersebar di jalanan maupun di rumah. Di saat-saat kemarau seperti ini, disarankan untuk berdoa kepada Allah dan melaksanakan shalat istisqa untuk memohon turunnya hujan.
Menurut Syekh Abdullah Bafadhal Al-Hadhrami, cara melaksanakan shalat istisqa dilakukan dengan dua rakaat, mirip dengan shalat Id. Namun, terdapat sedikit perbedaan dalam hal khutbah, takbir, dan arah khatib pada khutbah kedua. Secara umum, shalat ini dilakukan dengan cara yang sama.
Setelah melaksanakan shalat dua rakaat, khatib menyampaikan khutbah shalat istisqa. Khutbah ini menggantikan lafal takbir dengan lafal istighfar karena lebih sesuai dalam konteks meminta hujan.
Berikut adalah ringkasan tata cara shalat istisqa:
- Melaksanakan shalat dua rakaat.
- Pada rakaat pertama, melakukan takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
- Pada rakaat kedua, melakukan takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
- Menyampaikan khutbah dua kali sebelum atau setelah shalat, dengan khutbah setelah shalat lebih utama.
- Sebelum memulai khutbah pertama, khatib membaca istighfar sembilan kali.
- Sebelum memulai khutbah kedua, khatib membaca istighfar tujuh kali.
- Memperbanyak doa dalam khutbah kedua.
Dengan mengikuti tata cara shalat istisqa yang benar, diharapkan hujan akan turun sebagai karunia dari Allah SWT.