Puasa Asyura atau puasa pada 10 Muharram merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan dalam agama Islam karena memiliki keutamaan yang besar. Rasulullah SAW sendiri pernah menyatakan niat untuk berpuasa pada hari Asyura jika diberi umur hingga tahun berikutnya.
Dalam konteks puasa sunnah Asyura, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai ta’yin (penyebutan nama ibadah) dalam niat. Sebagian ulama berpendapat bahwa ta’yin harus disebutkan dalam hati saat niat, sementara sebagian lainnya menyatakan bahwa ta’yin tidak wajib.
Untuk memantapkan hati, disarankan untuk melafalkan niat puasa sunnah Asyura. Sebagai contoh, lafal niat puasa sunnah Asyura adalah “Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ” yang berarti “Aku berniat puasa sunnah Asyura esok hari karena Allah SWT.”
Bagi yang ingin melakukan puasa sunnah Asyura secara mendadak di pagi hari, boleh langsung berniat sejak berkehendak puasa sunnah tersebut. Niat malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib menurut mazhab Syafi’i. Niat puasa sunnah juga dapat dilakukan di siang hari sebelum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Dianjurkan pula untuk melafalkan niat puasa Asyura di siang hari dengan lafal “Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatil âsyûrâ lillâhi ta‘âlâ” yang artinya “Aku berniat puasa sunnah Asyura hari ini karena Allah SWT.” Wallahu a’lam.