Ibadah kurban merupakan salah satu ibadah penting bagi umat Islam saat merayakan Idul Adha. Selain sebagai kewajiban bagi yang mampu, ibadah kurban juga memiliki nilai moral yang dalam yang harus menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam ibadah kurban, terdapat pesan-pesan moral yang disampaikan oleh Alm. Kiai Ali Mustafa Yaqub. Ia menegaskan pentingnya mengorbankan kepentingan pribadi demi kepentingan yang lebih besar, seperti yang tergambar dalam kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Allah SWT dalam Al-Qur’an menekankan bahwa ketakwaan adalah hal yang utama dalam ibadah kurban. Ibadah ini tidak hanya sebagai simbol ketakwaan, tetapi juga sebagai bentuk loyalitas seorang hamba kepada Allah SWT. Dalam peristiwa penyembelihan Nabi Ismail oleh Nabi Ibrahim, terlihat jelas betapa pentingnya loyalitas seorang hamba terhadap Tuhannya.
Selain itu, ibadah kurban juga menjadi simbol ketauhidan. Dulu, pada masa Jahiliyyah, orang-orang cenderung menghormati hewan-hewan tertentu sehingga Allah memerintahkan umat Islam untuk menyembelih hewan-hewan pilihan dan memakan dagingnya, sebagai upaya menghapus tradisi jahiliyah tersebut.
Anak dan istri juga dianggap sebagai perhiasan dunia dalam Al-Qur’an. Namun, Allah menegaskan bahwa harta dan anak-anak hanyalah cobaan semata di dunia ini. Dalam konteks ibadah kurban, kita diajarkan untuk mengutamakan kepentingan Allah atas kepentingan pribadi kita sendiri.
Makna takbir dalam ibadah kurban juga sangat penting. Takbir bukan hanya sekadar ucapan formalitas, tetapi merupakan ungkapan mengagungkan Allah dan mendahulukan perintah-Nya di atas segalanya.
Dengan merenungi pesan-pesan moral dan hikmah di balik ibadah kurban, diharapkan umat Islam mampu menjadikan ibadah ini bukan hanya sebagai rutinitas tahunan, melainkan sebagai pengingat akan pentingnya mengutamakan kepentingan Allah dalam setiap aspek kehidupan.