Khutbah Jumat merupakan salah satu ibadah yang penting dalam agama Islam karena menentukan keabsahan shalat Jumat. Untuk memastikan pelaksanaan Jumat sah, terdapat rukun, syarat, dan ketentuan yang harus dipenuhi. Khutbah Jumat dilakukan dua kali, dengan duduk di antara khutbah pertama dan kedua. Terdapat lima rukun yang harus dipenuhi dalam Khutbah Jumat, antara lain membaca hamdalah, shalawat Nabi, wasiat bertakwa di kedua khutbah, membaca ayat suci al-Quran di salah satu dua khutbah, serta membaca doa untuk umat Islam di khutbah kedua.
Selain rukun, terdapat 12 syarat yang harus dipenuhi dalam Khutbah Jumat. Syarat pertama adalah khatib harus laki-laki. Khutbah juga harus diperdengarkan dan didengar oleh jamaah Jumat yang mengesahkan Jumat. Selain itu, khutbah harus dibaca di kawasan bangunan rumah penduduk desa dan khatib harus suci dari dua hadats, suci dari najis, serta menutup aurat.
Penting untuk diperhatikan bahwa khutbah Jumat harus didengar oleh minimal 40 orang yang mengesahkan Jumat. Ada perbedaan pendapat mengenai standar memperdengarkan khutbah kepada jamaah, namun pada dasarnya khutbah harus bisa didengar dengan jelas oleh mereka. Khatib tidak perlu faham makna khutbah yang disampaikan, asalkan khutbah dibacakan dengan benar.
Jika khatib berhalangan seperti berhadas di pertengahan khutbah, ia harus mengulang khutbahnya setelah bersuci. Khatib juga diperbolehkan menggantikan dirinya dengan salah satu jamaah yang hadir, namun pengganti khatib tersebut harus meneruskan bacaan khutbah yang awal tanpa adanya masa pemisah yang lama antara bacaan pertama dan kedua.
Dengan memahami rukun dan syarat-syarat Khutbah Jumat, kita dapat memastikan pelaksanaan ibadah tersebut secara sah dan sesuai dengan ajaran agama Islam. Menjaga agar semua ketentuan terpenuhi merupakan bentuk penghormatan terhadap ibadah yang telah ditentukan dalam agama.