Peribadatan merupakan bagian penting dalam kehidupan umat Muslim. Salah satu praktik ibadah yang dianjurkan adalah shalat sunnah gerhana. Shalat ini terdiri dari dua rakaat dan disunnahkan dilakukan saat terjadi gerhana. Pada shalat sunnah gerhana bulan, disarankan untuk melantunkan bacaan Al-Qur’an, sementara pada shalat sunnah gerhana matahari, bacaan cukup disimpan dalam hati.
Menurut penjelasan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, waktu shalat sunnah gerhana dimulai ketika bumi mulai gelap akibat gerhana. Ketika kegelapan itu lenyap, maka waktu shalat sunnah gerhana pun berakhir. Penting untuk diingat bahwa kesunnahan shalat ini berhenti saat sebabnya berakhir, yaitu ketika gerhana telah usai.
Bagi yang sedang menjalankan shalat sunnah gerhana namun gerhana berakhir, disarankan untuk tetap melanjutkan shalatnya tanpa perlu panik atau membatalkannya. Ketika mulai terang sementara shalat masih berlangsung, disarankan untuk mempercepat shalat tanpa membatalkannya.
Informasi yang diberikan oleh Syekh Abdul Qadir Al-Jailani ini sangat membantu bagi mereka yang mengalami situasi di mana gerhana matahari sudah setengah berlangsung saat shalat sunnah gerhana dimulai. Khutbah setelah shalat gerhana juga dapat dilakukan setelah gerhana selesai.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi para jamaah yang ingin memperdalam pemahaman tentang shalat sunnah gerhana menurut ajaran agama Islam.