Dalam ajaran Islam, membaca Al-Qur’an tidak hanya sebagai petunjuk, tetapi juga sebagai amal ibadah yang penuh keberkahan. Meskipun tidak selalu memahami makna dan tujuan dari setiap ayat yang dibaca, umat Islam diajarkan untuk membaca Al-Qur’an. Sebagaimana yang tercantum dalam hadits, setiap huruf Al-Qur’an yang dibaca akan mendatangkan pahala. Bahkan, hanya dengan membaca huruf demi huruf, seseorang akan mendapatkan sepuluh kebaikan untuk setiap hurufnya.

Membaca Al-Qur’an dengan penuh penghayatan, pemahaman, dan amalan akan memberikan ganjaran yang lebih besar. Namun, selain memperhatikan cara baca yang baik dan benar sesuai dengan tajwid, penting juga untuk memperhatikan volume suara yang digunakan. Ada perdebatan di antara ulama mengenai apakah membaca Al-Qur’an dengan suara keras atau pelan lebih dianjurkan.

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa terdapat riwayat yang menyebutkan keutamaan membaca Al-Qur’an dengan suara keras, namun di sisi lain ada pula riwayat yang menyarankan untuk membaca dengan suara pelan. Bagaimana seharusnya dilakukan? Ulama sepakat bahwa membaca dengan suara pelan lebih diutamakan bagi orang yang khawatir akan riya (tunjuk-tunjuk), sedangkan bagi yang tidak khawatir akan hal tersebut, membaca dengan suara keras dianjurkan selama tidak mengganggu orang lain yang sedang shalat, tidur, atau dalam kondisi lainnya.

Dengan demikian, baik membaca Al-Qur’an dengan suara keras maupun pelan memiliki kebaikan masing-masing asalkan dilakukan sesuai situasi dan kondisi. Ketika berada di tempat ramai, disarankan untuk membaca dengan suara pelan guna menjaga ketenangan orang lain, terutama yang sedang melakukan ibadah. Namun, ketika sendirian, membaca dengan suara keras dapat meningkatkan fokus dan semangat. Semoga artikel ini memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pentingnya memilih cara membaca Al-Qur’an yang tepat sesuai dengan situasi yang ada.