Tata cara menjalankan shalat dengan penuh khusyuk telah menjadi perbincangan umum di berbagai forum keagamaan. Hal ini sangat penting bagi setiap Muslim karena tingkat khusyuk seseorang dalam shalat menentukan nilai ibadahnya. Shalat tanpa khusyuk ibarat tong kosong yang tidak memiliki makna. Meskipun tampak kokoh dari luar, namun tanpa kandungan yang sejati. Kekhusyukan merupakan ruh dari shalat, semakin khusyuk seseorang, maka semakin bernilai pula shalat yang dilakukan.
Memahami bahwa isi lebih penting daripada wadahnya adalah kesalahan pemikiran. Maka, penting bagi seseorang untuk menjaga kualitas khusyuk dalam shalatnya. Meskipun ada yang merasa dapat mengingat Allah tanpa shalat, meninggalkan shalat adalah tindakan yang tidak sesuai dengan ajaran Rasulullah. Beliau sendiri selalu menjalankan shalat dengan penuh khusyuk, kecuali pada satu kejadian khusus.
Shalat merupakan salah satu tugas utama yang diberikan Allah saat peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad. Dengan adanya perintah shalat lima waktu, kemudian muncul syarat-syarat yang harus dipenuhi, salah satunya adalah kesucian dari hadats saat akan melaksanakan shalat. Bersuci menjadi kunci utama dalam menjalankan shalat. Jika wudhu tidak dilakukan dengan benar, maka shalat juga akan terpengaruh.
Wudhu bukan hanya sekedar persiapan fisik, namun juga memengaruhi tingkat konsentrasi seseorang dalam shalat. Imam asy-Sya’rani menyatakan bahwa kekhusyukan hati dalam shalat dipengaruhi oleh kekhusyukan dalam wudhu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wudhu memainkan peran penting dalam kualitas shalat seseorang. Wudhu yang dilakukan dengan khusyuk akan membantu seseorang mencapai kesempurnaan dalam beribadah.