- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Pandangan Imam Ghazali tentang Etika Shalat Berjamaah

Google Search Widget

Belakangan ini, fenomena menarik terjadi saat shalat berjamaah di tempat-tempat umum seperti mall, stasiun, terminal, dan bandara. Banyak orang terlihat berebut menjadi imam meskipun penampilan mereka kurang terjaga, hanya mengenakan kaos dan celana biasa. Di sisi lain, makmum yang seharusnya menjadi imam justru lebih pantas dan terlihat lebih layak. Ketika membaca surat Al Fatihah dan ayat Al Qur’an, kesalahan dan kekurangan sang imam yang berebut tampak jelas. Dari segi ilmu, akhlak, hingga tajwid pun sering kali kurang terjaga dengan baik.

Imam Ghazali dalam kitab Bidayah al Hidayah mengungkapkan beberapa pandangan penting tentang etika shalat berjamaah. Salah satu konsep yang dia tekankan adalah tentang menjaga kenyamanan makmum. Seorang imam seharusnya mampu membaca Al Fatihah dan ayat-ayat Al Qur’an dengan lantunan yang indah, merdu, dan tartil untuk membangun khusyu’ dalam shalat.

Kenyamanan dalam shalat juga terkait dengan durasi gerakan shalat yang dilakukan sang imam. Hal ini menjadi penting terutama ketika makmum memiliki berbagai kesibukan. Sang imam sebaiknya tidak memperpanjang tempo bacaan selama shalat agar semua makmum dapat mengikuti dengan baik.

Imam Ghazali juga menekankan pentingnya partisipasi makmum dalam shalat. Makmum sebaiknya cukup bersuara dengan volume yang sesuai agar tidak mengganggu khusyu’ imam maupun makmum lainnya. Setelah imam membaca Al Fatihah dalam shalat jahr, sebaiknya ia memberi kesempatan kepada makmum untuk membaca sendiri Al Fatihah.

Terkait dengan gerakan shalat, Imam Ghazali menyarankan makmum untuk menunggu imam menyempurnakan gerakannya sebelum melakukan gerakan selanjutnya. Hal ini penting agar konsentrasi dalam shalat tetap terjaga.

Poin terakhir yang disampaikan Imam Ghazali adalah mengenai qunut. Menurutnya, makmum tidak perlu mengangkat tangan saat qunut karena tidak ada dasar yang kuat untuk hal tersebut. Meskipun demikian, beberapa ulama mengambil pendapat lain dengan mengangkat tangan secara moderat sebagai bentuk tawadhu’ kepada Allah.

Pandangan Imam Ghazali ini memberikan pedoman etika yang penting dalam melaksanakan shalat berjamaah. Dengan memahami dan mengaplikasikan prinsip-prinsip ini, diharapkan shalat berjamaah dapat dilaksanakan dengan lebih khusyu’ dan tertib sesuai tuntunan agama.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

February 5

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?