Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita menyaksikan kasus di mana seseorang memutuskan hubungan dengan anggota keluarganya karena sebab-sebab tertentu. Sikap ini, jika dipelajari lebih dalam, seringkali dipicu oleh gejolak emosional yang tinggi, kehilangan kendali diri, dan sikap egois. Namun, dalam Islam, tindakan memutuskan hubungan keluarga seperti itu sangat dilarang.

Al-Qur’an, Sunnah, serta pandangan para ulama sepakat akan pentingnya menjaga hubungan kekeluargaan. Bahkan, Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, secara khusus menulis kitab yang membahas larangan memutus hubungan keluarga. Beliau menegaskan bahwa menjaga silaturahim adalah kewajiban yang harus dipenuhi manusia.

Silaturahim merupakan istilah dalam Islam yang menggambarkan hubungan darah atau keluarga. Menurut Hadratussyekh, yang wajib dijaga secara khusus adalah silaturahim dengan orang-orang yang termasuk kedalam kategori mahram, seperti saudara kandung, orang tua, kakek nenek, paman bibi, dan sebagainya.

Lebih lanjut, nama ‘rahim’ sendiri dalam Islam memiliki makna yang mendalam. Ia mencerminkan salah satu dari nama-nama Allah yang indah, yaitu ar-Rahim (Yang Mahapenyayang). Dengan demikian, menjaga silaturahim dapat diartikan sebagai bentuk penghormatan terhadap kasih sayang Allah yang diperlihatkan kepada manusia.

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah berfirman bahwa siapa yang menyambung tali silaturahim, maka ia telah menyambung hubungan dengan Allah. Sebaliknya, siapa yang memutuskan tali silaturahim, maka ia telah memutus hubungan dengan Allah.

Secara luas, silaturahim juga dapat dimaknai sebagai hubungan persaudaraan universal antar-manusia. Setiap individu lahir dari nenek moyang yang sama, Nabi Adam. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk saling mengasihi dan menjaga hubungan baik satu sama lain.

Dalam dinamika kehidupan yang kadang penuh dengan tantangan, menjaga silaturahim merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada Allah dan penghormatan terhadap nilai-nilai kekeluargaan. Dengan demikian, mari kita senantiasa berupaya untuk menjaga hubungan kekeluargaan dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.