Sebelumnya, telah dijelaskan keutamaan dan balasan besar bagi orang-orang yang menunaikan zakat. Namun, tidak dapat diabaikan bahwa ada ancaman dan risiko besar bagi mereka yang menolak membayar zakat. Al-Qur’an dan hadits menjelaskan dengan jelas tentang balasan dan imbalan bagi orang-orang yang memenuhi kewajiban zakat, begitu pula ancaman yang dihadapi oleh para penolak zakat.
Allah subhanahu wata‘ala berfirman: “Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak, dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.” (QS. At-Taubah: 34). Menafkahkan di jalan Allah dalam ayat tersebut berarti mengeluarkan zakat.
Salah satu ancaman pedih adalah tubuh orang yang enggan membayar zakat akan disulut dengan batu-batu dan besi yang dipanaskan di dalam neraka Jahannam. Al-Ahnaf ibn Qais radliyallahu ‘anh pernah mengatakan bahwa orang-orang yang menahan harta mereka (tidak membayar zakat) akan mengalami siksaan tersebut.
Dalam riwayat lain, disebutkan bahwa Abu Dzar radliyallahu ‘anh menyampaikan bahwa batu-batu yang dipanaskan di neraka Jahannam akan diletakkan pada puting mereka hingga keluar dari pundaknya, membuat tubuh mereka bergetar tidak karuan.
Bagi mereka yang harta wajib dizakati berupa binatang, penolak zakat akan menerima amukan dan injakan binatang piaraannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa binatang-binatang tersebut akan mengamuki pemiliknya dengan tanduk-tanduk mereka dan menginjak-nginjaknya dengan kaki mereka di hari kiamat.
Bukan hanya hukuman di akhirat, tetapi juga sanksi di dunia. Pemerintah berwenang untuk mengambil zakat secara paksa dan memberikan hukuman pada pelaku agar menjadi pelajaran berharga. Imam al-Qaffal dalam kitab Hilyatul Ulama’ fi Ma’rifati Madzahibul Fuqaha’ menyatakan hal ini dengan jelas.
Jika seseorang menolak membayar zakat karena mengingkari kewajibannya, maka dia dapat dihukumi murtad. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Syekh Muhyiddin an-Nawawi.
Semoga kita selalu diberi taufiq oleh Allah subhanahu wata’ala sehingga dapat melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Amin.