Nabi Isa AS, sebagai utusan Allah yang penting dalam agama Islam, memberikan pesan yang sangat berarti bagi para penuntut ilmu. Dalam Al-Quran disebutkan bahwa Nabi Isa diperkuat dengan Roh Kudus, yang diinterpretasikan oleh mayoritas mufassir sebagai malaikat Jibril. Namun, ada juga yang meyakini bahwa Roh Kudus adalah keimanan yang diberikan oleh Allah untuk memperkuat hamba-Nya.
Selain memiliki kemampuan pengobatan yang luar biasa, Nabi Isa juga memberikan perhatian yang besar kepada para pencari ilmu. Beliau menyatakan bahwa orang yang mempelajari, mengamalkan, dan mengajarkan ilmu akan mendapatkan penghargaan yang besar di kerajaan langit.
Nabi Isa juga mengingatkan bahwa tidak semua ilmu bermanfaat. Ada ilmu-ilmu tertentu yang sebaiknya dihindari, seperti ilmu nujum, perdukunan, dan santet. Beliau menekankan pentingnya sinkronisasi antara ilmu, amal, dan pengajaran sebagai suatu kesatuan yang utuh.
Dalam pesannya, Nabi Isa menegaskan bahwa hikmah harus ditempatkan pada tempatnya yang seharusnya. Ilmu tanpa amal bisa menjadi sumber kesesatan bagi pelajarnya. Hal ini disimbolkan dengan analogi dokter yang memberikan resep obat yang tidak sesuai dengan penyakit pasien.
Lebih lanjut, Nabi Isa memperingatkan agar berlian hikmah tidak dipahami nilainya lebih rendah dari pada ilmu yang sebenarnya. Siapa pun yang mengabaikan hikmah akan menjadi lebih buruk dari babi. Pesan-pesan ini menjadi pedoman berharga bagi para penuntut ilmu agar selalu menjaga kualitas dan tujuan dari ilmu yang mereka pelajari.