Membaca Surat Al-Fatihah merupakan salah satu rukun qauli dalam shalat yang harus dipenuhi oleh setiap orang yang melakukan shalat. Tidak membacanya dapat membuat shalat menjadi tidak sah, kecuali dalam situasi tertentu yang diperbolehkan oleh para ulama.
Syarat-syarat membaca Surat Al-Fatihah dalam shalat sangat penting untuk dipahami dan dipenuhi. Berikut adalah sepuluh syarat yang harus diperhatikan:
- Tertib: Surat Al-Fatihah harus dibaca sesuai urutan ayat-ayatnya.
- Berturut-turut: Semua ayat harus dibaca secara berurutan tanpa diselingi oleh kalimat lain yang tidak terkait dengan shalat.
- Menjaga huruf-hurufnya: Setiap huruf dari Surat Al-Fatihah harus terbaca dengan baik.
- Menjaga tasydid-tasydidnya: Keempat belas tasydid dalam surah tersebut harus dijaga dalam pembacaannya.
- Tidak berhenti di tengah bacaan: Berhenti di tengah bacaan dengan maksud memotong bacaan dapat mempengaruhi keabsahan shalat.
- Membaca setiap ayat: Semua tujuh ayat Surat Al-Fatihah, termasuk basmalah, harus dibaca.
- Tidak ada kesalahan baca: Kesalahan baca yang dapat merusak makna harus dihindari.
- Dibaca saat berdiri: Surat Al-Fatihah harus dibaca saat berdiri dalam shalat fardhu.
- Dapat didengar sendiri: Setiap huruf yang dibaca harus bisa didengar oleh diri sendiri.
- Tidak diselingi zikir atau bacaan lain: Bacaan Surat Al-Fatihah tidak boleh diselingi dengan zikir atau bacaan lain yang tidak terkait.
Memahami dan memenuhi sepuluh syarat ini sangat penting untuk menjaga keabsahan shalat. Oleh karena itu, di pesantren para guru sering menghabiskan waktu yang relatif lama untuk mengajarkan bacaan Surat Al-Fatihah kepada para santri. Hal ini dimaksudkan agar para santri benar-benar fasih dalam membaca Surat Al-Fatihah sebelum melanjutkan ke bacaan lainnya.
Penting bagi setiap Muslim untuk memahami dan mengamalkan syarat-syarat membaca Surat Al-Fatihah dengan baik agar shalat yang dilakukan menjadi sah dan diterima oleh Allah SWT.