Shalat dhuha merupakan salah satu shalat sunah yang sangat dianjurkan dalam agama Islam. Terdapat banyak dalil yang menguatkan keutamaan shalat dhuha, baik dari Al-Qur’an maupun hadits-hadits Rasulullah SAW.
Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Bertasbihlah pada waktu petang dan pada waktu subuh.” Ibnu Abbas menafsirkan bahwa shalat isyraq yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah shalat dhuha. Hadits dari Abu Hurairah juga meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mewasiatkan untuk melakukan tiga amalan, di antaranya adalah shalat dhuha dua raka’at.
Wasiat Nabi tentang shalat dhuha tidak hanya berlaku bagi Abu Hurairah, tetapi untuk seluruh umat Islam. Shalat dhuha memiliki banyak keutamaan dan hikmah, antara lain:
- Ampunan Dosa: Orang yang rutin melaksanakan shalat dhuha akan mendapatkan ampunan dari Allah SWT, meskipun dosanya sebanyak buih di lautan. Rasulullah SAW bersabda bahwa siapa yang menjaga shalat dhuha, dosanya akan diampuni.
- Tidak Dianggap Orang Lalai: Melakukan shalat dhuha dapat menjauhkan seseorang dari sifat lalai dan lengah dalam mencari rahmat Tuhan. Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang melaksanakan shalat dhuha tidak termasuk orang yang lengah.
- Dhuha sebagai Sedekah: Rasulullah SAW menyatakan bahwa setiap pagi, sebaiknya kita memberikan sedekah dengan melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Dan semua itu bisa digantikan dengan melaksanakan shalat dhuha dua raka’at.
Selain tiga hikmah tersebut, masih banyak hikmah lain dari shalat dhuha yang disebutkan dalam hadits Nabi. Shalat dhuha biasanya dilakukan ketika matahari sudah mulai naik seukuran tombak, sekitar jam 7 pagi hingga matahari tergelincir. Minimal raka’at shalat dhuha adalah dua raka’at, namun lebih utama jika dikerjakan sebanyak delapan raka’at. Semoga kita senantiasa diberikan kemampuan untuk melaksanakan shalat dhuha dengan khusyuk dan ikhlas.