Pada bulan Ramadhan, semangat ibadah umat Muslim semakin meningkat. Selain menjalankan puasa, banyak kegiatan keagamaan dilakukan seperti membaca Al-Quran, shalat tarawih, santunan, buka bersama, dan berbagai amalan lainnya. Salah satu kegiatan yang sangat ditekankan adalah membaca Al-Quran di bulan suci ini. Bulan Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Quran kepada umat manusia, dan meskipun terdapat perbedaan pendapat, sebagian ulama menetapkan bahwa Nuzulul Qur’an, yaitu awal turunnya Al-Qur’an, terjadi pada 17 Ramadhan. Oleh karena itu, memperbanyak membaca Al-Quran pada bulan ini sangat dianjurkan.
Membaca Al-Quran memiliki keutamaan dan manfaat yang luar biasa. Setiap huruf yang dibaca akan mendapatkan pahala sepuluh kali lipat. Membaca Al-Quran dianggap sebagai ibadah yang sangat mulia. Dalam dunia pembacaan Al-Quran, terdapat tiga metode yang umum diamalkan oleh para pembaca Al-Quran.
- Metode Tahqiq: Metode ini mengharuskan pembaca untuk mengucapkan huruf-huruf secara tepat, memperhatikan panjang-pendek huruf, serta menjaga pengucapan hamzah dan harakatnya. Selain itu, aturan tajwid terkait izhar, idgham, serta hukum-hukum lainnya terkait huruf “nun” dan “mim” juga harus dipatuhi. Pemahaman tentang kaidah waqaf, saktah, dan letak pemberhentian ayat juga merupakan bagian dari metode ini. Metode tahqiq sangat disarankan bagi para pelajar Al-Quran, terutama bagi pemula agar kelak dapat membaca Al-Quran dengan lancar dan benar.
- Metode Hadr: Metode ini mempercepat bacaan dengan memendekkan bacaan-bacaan mad, namun tetap memperhatikan tanda baca dan menjaga lafalnya. Dalam metode ini, biasanya ghunnah dikurangi atau panjang bacaan mad dipersingkat. Meskipun lebih cepat daripada metode tahqiq, metode hadr tidak seakurat metode pertama.
- Metode Tadwir: Merupakan metode yang berada di tengah-tengah antara tahqiq yang lambat dan mantap serta hadr yang cepat. Pada metode tadwir, fokus utamanya adalah pada bacaan-bacaan mad yang tidak diperpanjang, seperti pada mad ja’iz munfashil yang tidak boleh lebih dari enam ketukan. Metode ini tidak terlalu lambat namun juga tidak secepat metode hadr.
Penting untuk memahami tajwid dan aturan pemberhentian dalam membaca Al-Quran (waqaf). Dalam berbagai acara seperti tadarusan atau khataman Al-Quran, ada pembaca yang lebih suka membaca dengan cepat atau perlahan. Disarankan untuk menyesuaikan cara membaca sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai. Bagi para hafizh Al-Quran yang mengikuti even khataman, mereka memiliki cara tersendiri untuk membaca agar dapat menyelesaikan khataman dengan cepat.
Meskipun ada yang belum lancar dalam membaca Al-Quran, hal tersebut tidak menghalangi kemuliaan belajar membaca kitab suci tersebut. Yang terpenting adalah tetap semangat untuk terus membaca, memahami, dan menghayati Al-Quran agar kelak dapat menjadi penolong di Hari Kiamat.