Pada malam Nisfu Sya’ban, umat NU mengamalkan peringatan yang turun-temurun. Berbagai kegiatan dilakukan seperti membaca Al-Quran, istighotsah, dan doa bersama dengan tetangga. Selain berharap berkah dari kemuliaan Sya’ban, masyarakat juga meyakini bahwa pada malam tersebut, takdir dan ketetapan untuk rezeki, usia, prestasi, dan jodoh seseorang ditulis oleh Allah untuk tahun tersebut.
Amalan dan doa pada malam Nisfu Sya’ban sangat ditekankan untuk memohon perlindungan dari takdir buruk dan meminta agar takdir tersebut digantikan dengan yang lebih baik oleh kekuasaan Allah. Para ulama menyatakan bahwa takdir seseorang ditetapkan dan dicatat oleh Allah pada malam Nisfu Sya’ban.
Beberapa dalil dari Al-Quran, seperti surat Ad-Dukhan ayat 3 dan 4, dijadikan acuan untuk pemahaman ini. Meskipun ada perbedaan pendapat antara ulama mengenai malam yang diberkahi dalam ayat tersebut, namun pemahaman bahwa takdir seseorang dicatat pada malam Nisfu Sya’ban tetap dipertahankan.
Selain itu, riwayat hadits juga menunjukkan pentingnya malam Nisfu Sya’ban. Nabi Muhammad SAW sendiri sering berpuasa di bulan Sya’ban dan menyatakan pentingnya bulan tersebut dalam menetapkan takdir seseorang. Amalan dan doa pada malam Nisfu Sya’ban dilakukan dengan keyakinan bahwa segala takdir hidup seseorang berada di tangan Allah.
Dengan memahami konsep ini, mari kita memperkuat keimanan dan selalu berharap yang terbaik dari Allah dalam setiap takdir hidup kita. Semoga catatan takdir kita dipenuhi dengan kemuliaan dunia dan akhirat.