Amalan Basmalah telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan umat Islam, terutama di kalangan ulama, santri, dan muslimin secara luas. Banyak warisan dzikir Basmalah dari para ulama yang memiliki akar dalam sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Salah satunya adalah sanad yang bermuara kepada Syaikh ‘Abdul Qadir Al Jailani dan Sayid Muhammad bin Alwi Al-Maliki. Hal ini menunjukkan perhatian para ulama agar umat Islam dapat merasakan keutamaan dan kasih sayang Allah subhanahu wa ta’aalaa di mana pun mereka berada.
Salah satu ulama yang terkenal dengan amalan Basmalah adalah KH Sholeh bin Umar Assamarani, atau lebih dikenal sebagai Kiai Sholeh Darat. Dalam kitab Minhajul Atqiya syarah Hidayatul Adzkiya ila Thariqil Awliya’, beliau mengajarkan salah satu amalan Basmalah yang memiliki keistimewaan tersendiri. Beliau menuliskan petunjuk berharga yang menyatakan bahwa untuk mencapai derajat “Kekasih Allah/Orang shalih”, seseorang perlu bangun dan membaca “Bismillaahirrahmaanirrahiim” sebanyak hitungan jumlah hurufnya berdasarkan abjad (Abajadun) setiap sepertiga malam terakhir, yaitu pukul 03 dini hari. Selain itu, disarankan juga untuk membaca shalawat Nabi sebanyak bilangan nama Muhammad dan berdoa kepada Allah Ta’ala agar termasuk golongan hamba yang shalih.
Dalam praktiknya, hitungan huruf Basmalah sebanyak 786 kali, sedangkan hitungan nama Muhammad sebanyak 132 kali. Lafadz shalawat yang dibaca sebanyak 132 kali juga dijelaskan dengan detail dalam kitab tersebut. Semua petunjuk ini menunjukkan kesungguhan Kiai Sholeh Darat dalam memberikan arahan kepada masyarakat agar dapat melaksanakan dzikir dengan benar dan mengharapkan agar mereka menjadi kekasih Allah dan orang-orang shalih.
Keberagaman amalan-amalan seperti ini menunjukkan betapa pentingnya untuk belajar mencintai amalan orang-orang shaleh dengan harapan dapat menjadi bagian dari golongan mereka. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari ajaran-ajaran ulama dan menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin.
