Amal ibadah bagi seorang hamba, terutama bagi para sufi, menjadi wujud dari usaha mereka dalam mendekatkan diri kepada Allah serta sebagai ungkapan syukur kepada-Nya. Dalam upaya tersebut, setiap individu memilih jalur amal yang berbeda-beda sesuai dengan keyakinan dan posisi spiritual masing-masing.
Kitab Hidayah Al-Adzkiyaa, karya Syekh Zainudin bin Ali, menyebutkan empat contoh bentuk amal kebaikan yang menjadi pilihan tariqoh yang sesuai dengan posisi individu. Diantaranya adalah mengajar ilmu kepada sesama manusia, memperbanyak wirid-wirid seperti puasa dan shalat, mengabdi melayani ulama fikih dan kaum sufi, serta melakukan amal kebaikan seperti mencari kayu bakar untuk disedekahkan kepada yang membutuhkan.
Menurut Syekh Nawawi Albantani dalam kitab Hidayah Al-Adzkiyaa, setiap hamba yang mengikuti tariqoh memiliki beragam pilihan amal. Ada yang fokus mengajarkan ilmu, ada pula yang memperbanyak wirid, serta mereka yang mengabdi melayani ulama fikih dan kaum sufi.
Pentingnya amal ibadah dalam berbagai bentuk ini juga diperkuat oleh pernyataan Sayyid Abdul Qodir Aljailani yang menegaskan bahwa kedermawanan, rendah hati, dan kelapangan hati merupakan kunci utama dalam mendekatkan diri kepada Allah.
Melalui berbagai amalan baik seperti yang diajarkan oleh para sufi, diharapkan setiap individu bisa menemukan jalan menuju kedekatan dengan Sang Pencipta. Amalan-amalan tersebut juga membawa manfaat bagi sesama manusia serta menjadi sumber berkah bagi mereka yang melakukannya.