Media sosial saat ini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Seperti senjata tajam, penggunaan media sosial dapat membawa dampak positif maupun negatif bagi individu maupun masyarakat. Dalam konteks kebaikan, media sosial dapat digunakan sebagai sarana untuk menyambung silaturahim dan berbagi ilmu pengetahuan. Namun, di sisi lain, media sosial juga dapat menjadi wadah bagi ujaran kebencian yang memicu provokasi, konflik, bahkan kekerasan.
Islam sebagai agama yang mengajarkan kedamaian dan kebaikan, menekankan pentingnya menjaga lisan. Seandainya media sosial telah ada pada masa Nabi Muhammad SAW, beliau juga pasti akan menyarankan umatnya untuk bijak dalam menggunakan media sosial. Hadis-hadis yang mengajarkan tentang pentingnya menjaga ucapan dan perbuatan menegaskan betapa Rasulullah menekankan pentingnya etika berkomunikasi.
Dalam bermedia sosial, kualitas iman dan Islam seseorang tercermin dari bagaimana ia menggunakan media sosial. Status yang diunggah di media sosial seharusnya dipertimbangkan dengan baik, sebab pengaruhnya bisa sangat luas dan mendalam. Imam al-Nawawi dalam kitab al-Azkar mengingatkan umat Islam untuk selalu menjaga lisannya dalam berbicara, kecuali jika benar-benar terdapat kemaslahatan. Bahkan, Imam al-Syafi’i menekankan pentingnya berpikir sebelum berbicara, termasuk di media sosial.
Sebagai individu yang beriman, kita harus memperhatikan apa yang kita sampaikan di media sosial. Tidak semua informasi atau pendapat harus dipublikasikan jika dapat mengganggu ketenangan orang lain. Mari kita bersama-sama membudayakan penggunaan media sosial yang sehat, positif, dan produktif sesuai dengan ajaran agama. Semoga kita senantiasa dijauhkan dari ujaran kebencian dan konflik, serta mampu menjadi contoh yang baik bagi lingkungan sekitar.