Mengaji kitab hadits memberikan pemahaman yang mendalam mengenai kehidupan Nabi Muhammad SAW. Namun, apakah semua yang dilakukan Nabi harus kita ikuti sepenuhnya? Al-Qur’an menyatakan bahwa kita harus menerima perintah Rasul, namun tidak semua hal yang berasal dari beliau harus diamalkan. Kiai Ali Mustafa Yaqub menjelaskan bahwa ada perbedaan antara perintah agama dan pendapat pribadi Rasul.
Perintah untuk memanjangkan jenggot dan memotong kumis sering kali dianggap sebagai bagian integral dari keislaman seseorang. Namun, menurut penafsiran Kiai Ali, hal ini lebih bersifat budaya daripada agama. Hadits yang mengarahkan untuk berbeda dengan orang musyrik terkait dengan konteks perperangan pada masa itu.
Dalam konteks modern, simbol seperti jenggot tidak lagi relevan sebagai pembeda antara umat Islam dan non-Muslim. Jadi, apakah berjenggot atau tidak bukanlah standar keislaman. Kiai Ali menegaskan bahwa hal-hal seperti jenggot lebih terkait dengan budaya daripada agama.
Penting untuk memahami bahwa ajaran Islam tidak hanya tentang tampilan fisik, tetapi juga tentang akhlak dan ibadah. Mari kita berusaha memahami ajaran agama dengan bijak dan tidak hanya terpaku pada hal-hal fisik semata.