Setiap mendekati hari raya Idul Adha, banyak orang mencari referensi mengenai tata cara shalat Idul Adha. KH Sholeh Darat dalam kitab Majmu’atus-Syarî’ah al-Kafiyah lil-‘Awâm memberikan panduan shalat Idul Adha yang terdiri dari dua raka’at yang hukumnya sunnah.
Niat shalat yang dibacakan adalah: “أُصَلِّي سُنَّةَ عِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ لِلهِ تَعَالَى”. KH Sholeh Darat menjelaskan bahwa niat tersebut berarti, “Saya berniat melaksanakan shalat sunnah Idul Adha dua rakaat karena perintah Allah subhânahu wata‘âlâ dan meneladani amalan Rasulullah Saw”.
Langkah selanjutnya adalah takbiratul ihram dengan mengucapkan “Allahu Akbar”, kemudian membaca doa iftitah dengan ucapan: “الله أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَاْلحَمْدُ لِلهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا …. وَجَهْتُ وَجْهِيَ… الخ”.
Dilanjutkan dengan takbir tujuh kali (pada rakaat pertama), membaca surat Al-Fatihah, surat yang dihafal, ruku’, sujud, dan kembali berdiri untuk masuk ke rakaat kedua. Pada rakaat kedua, membaca takbir lima kali dengan bacaan yang sama seperti pada rakaat pertama.
Setelah membaca Al-Fatihah dan surah yang dihafal, dilanjutkan dengan ruku’ dan sujud. Akhir shalat ditutup dengan tahiyyat akhir dan salam. Tata cara shalat Idul Adha ini juga berlaku untuk shalat Idul Fitri dengan perubahan hanya pada kalimat niatnya.
Setelah selesai shalat ‘id, dilanjutkan dengan dua kali khutbah seperti pada shalat Jum’at. Sebelum khutbah, disunnahkan untuk membaca takbir sebanyak sembilan kali (khutbah pertama) dan tujuh kali (khutbah kedua). Sunnah shalat ‘id ini berlaku bagi laki-laki dan perempuan dalam keadaan mukim atau musafir, baik shalat dilakukan secara berjamaah maupun sendiri (munfarid). Berbeda dengan shalat Jum’at yang wajib dilaksanakan secara berjamaah.
Selamat Idul Adha 1437 H/2016 M. Wallahu a’lam bis-shawâb.