- 
English
 - 
en
Indonesian
 - 
id

Potong Kuku dan Rambut Saat Berkurban: Perspektif Ulama

Google Search Widget

Potong kuku dan rambut saat berkurban masih menjadi perdebatan di kalangan ulama. Perdebatan ini terutama berkaitan dengan pemahaman hadits riwayat Ummu Salamah yang menyatakan larangan untuk menyentuh rambut dan kulit saat memasuki sepuluh hari pertama Dzulhijjah bagi orang yang ingin berkurban.

Terdapat dua pendapat utama dalam memahami larangan tersebut. Pendapat pertama menganggap larangan tersebut ditujukan kepada orang yang berkurban, sedangkan pendapat kedua menyatakan bahwa larangan itu sebenarnya terkait dengan hewan kurban yang tidak boleh dipotong bulu dan kukunya.

Pendapat pertama berpendapat bahwa Nabi melarang memotong kuku dan rambut bagi orang yang berkurban hingga selesai proses penyembelihan. Namun, terdapat perbedaan pendapat mengenai implikasi larangan tersebut, apakah berdampak makruh, mubah, atau hanya sekadar boleh dilakukan.

Di sisi lain, pendapat kedua menekankan bahwa larangan sebenarnya terkait dengan hewan kurban sebagai bentuk kesaksian di hari akhirat. Meskipun pandangan ini tidak begitu populer dalam fikih klasik, namun beberapa ulama menguatkan pendapat ini dengan merujuk pada hadits lain.

Dalam menyikapi perbedaan pendapat ini, sebaiknya kita menjaga keselarasan antara menjalankan ibadah berkurban dengan tetap menghormati larangan-larangan yang ada. Memahami konteks hadits dan menjaga keselarasan dengan ajaran agama menjadi kunci dalam menjalankan ibadah dengan benar.

Dengan demikian, penting bagi setiap individu untuk memahami dan menghormati pendapat ulama terkait potong kuku dan rambut saat berkurban. Selain itu, menjaga keselarasan antara ibadah dan pemahaman ajaran agama merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunaikan kewajiban beragama.

Google Search Widget
Copy Title and Content
Content has been copied.

April 17

Salam 👋

Apakah ada yang bisa kami bantu?